Sabtu, 25 Desember 2010

Obat Uterotonika.Tita

OBAT YANG MENINGKATKAN MOTILITAS UTERUS

Obat oksitosin menigkatkan motilitas uterus dengan merangsang kontraksi otot polos uterus. Oksitosin, alkaloid ergot, dan beberapa prostaglandin adalah obat – obat dalam golongan ini. Ketika efek oksitosin alami tidak cukup atau bila ada indikasi medis untuk menginduksi persalinan, dipakai oksitosin sintetik dan beberapa prostaglandin.

Oksitosin intravena bekerja terhadap uterus untuk memulai kontraksi persalinan. Hail ini berguna untuk klien dan janinnya yang memiliki indikasi medis untuk dilakukan tindakan karena risiko yang berkaitan dengan berkelanjutannya kehamilan. Ada beberapa alas an medis umum untuk dilakukannya induksi, yaitu:
Hipertensi akibat kehamilan
Hipertensi maternal kronik
Ketuban pecah dini >24 jam sebelum waktunya
Korioamnionitis
Postmatur (gestasi >42 minggu)
Retardasi pertumbyhan intrauterine
Oxytocin challenge test positif (CST)
Diabetes mellitus maternal (klas B-F)
Penyakit ginjal maternal
Isoimunisasai Rh
Kematian janin intrauterine

Suatu pendekatan untuk mematangkan serviks yang sedang dalam uji coba, tetapi belum setujui oleh FDA, adalah gel Prostaglandin E2 (PGE2), disebut juga gel prostaglandin.

Ada beberapa klien yang tidak boleh diinduksi karena risiko yang mungkin dialaminya jauh lebih besar dari kemungkinan keuntungan yang akan didapatkannya.
Kontraindikasi induksi persalinan :
Disproporsi kepala janin dan pelvic.
Presentasi janin yang tidak menguntungkan (lintang atau sungsang).
Posisi janin in utero yang tidak menguntungkan.
Distress janin yang diketahui dengan pasti.
Prematurisasi.
Plasenta previa dicurigai adanya solusio plasenta.
Hipertensi berat akibat kehamilan.
Grande milti para.
Kehamilan gemeli.
Riwayat trauma uterus.
Pernah menjalankan operasi besar pada daerah serviks atau uterus.
Cairan amnion yang berlebihan yang menyebabkan uterus sangat meregang.


Beberapa macam obat yang bermanfaat dalam uterotonica dibedakan menjadi 3 golongan yaitu :
1.Oksitosin.
Farmakokinetik
Oksitosin (pitocin, syntocinon) diabsorpsi dengan baik oleh mukosa hidung ketika diberikan secara intranasal untuk mengeluarkanASI. Kemampuan meningkat proteinnya rendah, dan waktu paruhnya 1-9 menit. Dimetabolisasi dengan cepat dan diekskresikan oleh hati.
Farmakodinamik
Masa kerja dari oksitosin yang diberikan secara IM timbul 3-5 menit, waktu untuk mencapai puncak konsentrasi belum diketahui, dan lama kerjanya 2-3 jam. Masa kerja yang diberikan secara IV terjadi segera, waktu untuk mencapai puncak konsentrasinya tidak diketahui, dan lama kerjanya 20 menit.
Obat diberikan secara intravena untuk menginduksi kehamilan atau mempercepat persalinan. Pitocin dicairkan dalam 1000 ml larutan Ringer laktat sampai konsentrasinya 10 mU/mL. cairan campuranini diberikan melalui jalur IV kedua dari cairan IV control. Dosis awal adalah 0,5 mU/menit dititrasi dengan kecepatan 0,2-2,5 mU setiap 15-30 menit sampai kontraksi kira-kira terjadi setiap 3 menit dengan kualitas yang cukup.
Untuk pencegahan dan pengendalian pendarahan karena atoni uterus, 10 U oksitosin ditambahkan ke dalam 1 L larutan dekstrose atau elektoilit (10 mU/mL) diinfuskan dengan kecepatan yang dapat mengendalikan atoni. Oksitosin deberikan secara intramuscular (10 U) setelah plasenta lahir.


Efek samping
Efek maternal terlihat pada pemakaian IV mencakup hipotensi, hipertensi mual, muntah, penurunan aliran darah uterus, ruam kulit, dan anoreksia. Reaksi yang merugikan mencakup tetani uterus, anafilaksis, asfiksia, kejang, koma, pendarahan intracranial, intoksikasia air, dan disritmia. Pada janin, karena induksi motilitas uterus, oksitosin dapatmenyebabkan bradikardia, kontraksi ventrikel premature, dan aritmia lain, dan sangat jarang kematian janin, nilai Apgar rendah, ikterik, dan pendarahan retina telah dilaporkan terjadi pda neonates.

2. Alkaloid ergot.
Obat ini bekerja langsung merangsang reseptor sel otot polos. Obat-obat ini dipakai jika uterus tidak berkontrkasi secara efektif setelah persalinan (atoni uteri). Obat ini tidak dipakai selama persalinan karena kemampuannya untuk menyebabkan kontraksi utrus yang lama (kontraksi tetani), yang bias menimbulkan hipoksia janin dan rupture uterus. Setelah melahirka kontraksi yang panjang dan lama sangat berguna untuk mencegah dan mengendalikan perdarahan postparatum dan memperepat pengembalian uterus. Jika diberikan terlalu cepat setelah melahirkan obat ini dapat menahan plasenta tetap berada di dalam uterus.
Dua turunan ergot yang paling sering di pakai dalam kebidanan adalah ergonovin maleat (ergotrate) dan metilergonovin maleat(Methergin). Preparat ini dapat diberikan secara IM,PO,IV (untuk mengatasi gawat darurat akibat pendarahan dianjurkan pakai IV). Kenaikan tekanan darah sesaat dapat terjadi, terutama setelah infuse IV dari setiap obat ini, dank lien yang memiliki hipertnsi akibat kehamilan tidak boleh mendapat obat ini.

Efek samping dan reaksi yang merugikan.
Efek samping mencakup kram uterus, mual dan muntah (kebanyakan pada dosis IV ), pusing, hipertensi (terutama pada pemberian IV), berkeringat, tinnitus, nyeri dada, dispnea, gatal, dan sakit kepala berat yang mendadak. Tanda keracunan ergot mencakup nyeri pada lengan, tungkai bawah, dan punggung bawah, baal, tangan dan kaki dingin, kelemahan otot, diare, halusinasi, kejang, dan hiperkoaguilitas darah.

3.Ermetrine.
Komposisi :
Tiap tablet mengandung 0.3 mg ergometrine maleat.
Karakteristik :
Sejauh menyangkut kerja kontraktifnya pada uterus ergometrine merupakan salah satu alkaloida ergot yang paling kuat. Ergometrine memiliki efek yang jelas pada uterus puerperal di bandingkan dengan uterus normal tanpa kehamila. Masa kerja ermetrine adalah satu jam atau lebih, yang lebih lama dari pada masa kerja oksitosin.
Indikasi :
Pengobatan oendarahan pasca partus atau pasca aborsi akibat atoni, umumnya setelah pemberian parenteral terlebih dahulu.
Pengobatan aborsi tidak lengkap, untuk memperoleh expulsi yang lebih cepat dan untuk mencegah atau memperkecil pendarahan sekunder.
Endometritis.
Dosis :
Biasanya, 1-2 tablet 2 atau 3 kali sehari, tergantung pada pasien.
Cara pemakaian :
Tablet ermetrine harus diminum secara oral.
Kontra indikasi :
Anak yang masih hidup dalam uterus.
Penyakit penyumbatan pembuluh darah perifer.
Penyakit arteri koroner (vasospasme dapat menyebabkan angina pectoris).
Hipertensi berat.
Disfungsi hati dan ginjal yang berat.
Toxemia berat.
Glaucoma.
Pemakaian selama kehamilan dan laktasi :
Pemakaian tablet ermetrine selama kehamilan dikontrak indikasikan. Meskipun alkaloida ergot menghambat laktasi, belum pernah di laporkan adanya penghambatanlaktasi unuk ergometrine. Selama laktasi risiko dan manfaatnya harus dipertimbangkan, karena alkaloida ergot di ekskresikan dalam air susu ibu dan karenanya dapat menyebabkan ergotisme pada bayi.

Interaksi :
Pemakaian bersama antara ergometrin dan vasokonstriktor dapat menyebabkan peningkatan vasokontriksi; mungkin perlu penyesuaian dosis. Bila terjadi efek hipersensitif berat yang mendadak, suatu suntikan klopromazin intravena biasanya akan menekan respon ini.
Efek samping :
Mual dan muntah.
Sakit kepala dan psing.
Syok.
Ergotisme.
Meningkatnya tekanan darah secara tiba-tiba, terutama selama anetesi spinal.
Vasokonstriksi perifer.

4.Methergin.
Obat uterotonik yang spesifik. Ada 2 bentuk, yaitu: suntikan dan tablet.
Farmakokinetik :
Absorsi methergin baik pada pemberian melalui oral maupun intramuscular adalah cepat, kadar maksimum dalam plasma di capai setelah 30 menit absorpsinya menjadi lebih lambat pada gastrointestinal puerperium, kadar maksimum dalam plasma dicapai setelah 3 jam.
Pada pemberian secara oral, bioavailabilitasnya kurang lebih 60% volume distribusinya rendah (0,5 liter/kg). eliminasinya melalui dua tahap, waktu paruh yang lama adalah 0,5 sampai 2 jam. Klirens totalnya antara 120-240 ml/menit. Pada pemberian melalui oral hanya 3 % zat asal dapat ditemukan pada urine, hal ini menunjukkan metabolism yang ekstensif. Kerja methergin terjadi dalam waktu 30-60 detik setelah penyuntikan i.v, 2-5 menit setelah penyuntikan i.m, dan 5-10 menit setelah pemberian peroral dan bertahan selama 4-6 jam.
Indikasi :
Melancarkan kala III pada partus.
Pendarahan uterus setelah plasenta lepas, atoni uterus.
Pendarahan uterus pada puerperium.
Pendarahan uterus karena pembedahan cesaria.
Pendarahan karena abortus.

Dosis :
Melancarkan kala III : i.m. ½ sampai 1 ml (0,1-0,2 mg), setelah kepala atau bahu anterior keluar atau selambat-lambatnya segera setelah bayi dilahirkan.
Kala III pada partus dengan anestesi umum i.v. : 1 ml (0,2 mg).
Atoni uterus : i.m. 1 ml atau i.v. ½ sampai 1 ml.
Seksio cesaria : setelah bayi dikeluarkan secara extraksi, i.m. 1 ml atau i.v ½ sampai 1 ml atau intramular.
Membantu involusi uterus : 1 tablet 3 kali sehari, umunya selama 3-4 hari.
Pendarahan puerperal, subinvolusi, lokhiomentra : 1 atau 2 tablet 3 kali sehari atau i.m. ½ -1 ml.
Kontraindikasi :
Kehamilan, kala satu dank ala dua pada partus sebelum corona kepala terlihat, inersia uterus primer dan sekunder, hipertensi. Perhatian : pada letak sungsang, methergin baru diberikan setelah bayi dilahirkan. Kewaspadaan diperlukan pada penderita hipertensi, sepsi, penyakit penyempitan vaskuler (obliterasi) dan kelainan hati dan ginjal.
Suntikan i.v diberikan secara lambat. Penggunaan secara i.v jangan rutin karena adanya kemungkinan naikanya tekanan darah dan serangan serebrovaskular. Bila penggunaan i.v. sangat diperlukan sebagai “lifesaving”, berikan perlahan-lhan minimum 60 detik dengan pengawasan tekanan darah.
Efek samping :
Mual, muntah dan sakit perut dapat terjadi pada pemberian dosis besar. Hipertensi. Jarang dilaporkan kelainan pada kulit, nyeri kepala atau reaksi kardiovaskuler seperti hipertensi, vertigo takhikardi, bradikardia.

PENGKAJIAN KEPERAWATAN PENIGKATAN MOBILITAS UTERUS
Pengkajian
Induksi atau Augmentasi dengan Oksitosin.
Dapatkan data dasar yang akurat sebelum memulai infuse, data ini meliputi nadi ibu dan tekanan darah, aktivitas uterus, dan DJJ. Catat hasil grafik pemantauan DJJ sebagai tambahan dari catatan lain.

Ergonovin dan Metilergonovin.
Kaji lokea dan status uterus sebelum ergonovin atau metilergonovin diberikan.
Kenali bahwa kedua obat ini memiliki efek vasokontriksi pada pembuluh darah, sehingga dapat menimbulkan hipertensi. Ergonovin memiliki sifat vasokontriksi yang lebih kuat daripada metilergonovin.
Kenali bahwa klien mungkin bias meningkatkan risiko thrombosis jika berbaring di tempat tidur terus thrombosis jika berbaring di tempat tidur terus sewaktu periode postpartum.
Rencana .
Oksitosin akan meningkatkan kontraksi uterus tanpa menimbulkan reaksi yang merugikan.
Tanda-tanda vital klien akan tetap berada dalam batas-batas yang di harapkan selama pengobatan berlangsung.
Intervensi Keperawatan
Induksi dan Augmentasi Oksitosin.
Sediakan magnesium sulfat atau agen tokolitik lain di dekat klien untuk kemungkinan timbulnya hipertonisitas; oksigen juga harus tersedia.
Pantau masukan dan keluaran air kemih setiap 2 jam. Cairan yang masuk harus melampaui 1000 ml/8 jam.
Pantau nadi dan tekanan darah ibu, aktivitas uterus, DJJ sebelum meningkatkan infuse oksitosin.
Pertahankan klien berada dalam posisi miring ke kiri atau duduk untuk meningkatkan perfusi plasenta.
Tetap awasi tanda ruotur uteri (sangat jarang), yang berupa bertambahnya rasa nyeri secara mendadak, kontraksi hilang dan penurunan atau hilangnya DJJ, pendarahan, dan rejatan hipovolemik yang terjadi dengan cepat.


Ergonovin dan Metilergonovin.
Pantau tekanan darah klien sebelum dan selama pemberian obat sesuai degan protocol tetapi jika klien diketahui memiliki gangguan vaskuler (hipotensi, hipertensi lakukan pemantaan setiap 15 menit).
Pantau status uterus (tinggi, tonus) sebelum pemberian.
Periksa lokia klien unuk mengetahui warna, bau, dan jumlah yang dikeluarkan sebalum obat diberikan.
Lindungi obat dari terkena cahaya.
Observasi efek samping dan gejala keracunan ergot. Beritahukan dokter jika tekanan darah sistolik meningkat 25mmHg atau tekanan darah distolik meningkat 20 mmHg dari nilai dasar.

PENYULUHAN PADA KLIEN.
Induksi atau Augmentasi Oksitosin.
Jelaskan kepada klien bahwa obat diberikan secara intravena untuk memungkinkan penyesuaian dosis dan respon kontraksi yang lebih baik.
Ergonovin dan Metilergonovin.
Jelaskan pada klien bahwa dia mungkin merasakan kram uterus setelah menerima obat tetapi akan mendapatkan analgesic untuk rasa sakitnya.
Nasihati klien untuk tidak merokok. Nikotin meningkatkan kemampuan obat ini untuk melakukan vasokontriksi.
Jika klien menyusui, jelaskan bahwa obat ini menurunkan kadar prolaktin serum dengan kemungkinan menghambat laktasi postpartum; perhatikan bahwa ergonovin lebih sering menyebabkan keadaan diatas daripada metilergonovin.
Evaluasi
Evaluasi efektivitas obat.
Lanjutkan memantau tanda-tanda vital.laporkan perubahan tanda-tanda vital atau pendarahan melalui vagina.



Referensi
Kee, Joyce L & Hayes, Evelyn R (1993). Pharmacology : A nursing process approach (dr. Peter Anugerah, pengalih bahasa.).Jakarta : EGC, 1996
Purwanto, SL., Istiantoro, Yati., Kurnia, Yasavati., Sembiring, SU., Effendi, R., & kamil. (1992).Data obat di Indonesia edisi 8.Jakarta : PT Grafinda Jaya